DUKTUS
ARTERIOUS PATEN(PATEN DUCTUS ANRTERIOUS-SP)
DI
SUSUN OLEH:
WA
ODE ANITA RAHAYU.A
NIM.NH
0111 444
KELAS:A10
S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN NANI HASANUDDIN MAKASSAR
2012
DUKTUS
ARTERIOUS PATEN(PATENT DUKTUS ANRTERIOUS-SP)
I.TINJAUAN
MEDIS
1.PENGERTIAN
Ductus
Arteriosus adalah saluran yang berasal dr arkus aorta VI pada janin yang
menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta descenden. Bayi normal menutup
secara fungsional 10-15 jam setelah lahir secara anatomis mjd ligamentum
arteriosum usia 2-3 mgg. Jika tidak menutup à PDA.
Patent Ductus
Arteriosus (PDA) atau Duktus Arteriosus Paten (DAP) adalah kelainan jantung
kongenital (bawaan) dimana tidak terdapat penutupan (patensi) duktus arteriosus
yang menghubungkan aorta dan pembuluh darah besar pulmonal setelah 2 bulan
pasca kelahiran bayi. Biasanya duktus arteriosus akan menutup secara normal
dalam waktu 2 bulan dan meninggalkan suatu jaringan ikat yang dikenal sebagai
ligamentum arteriosum. PDA dapat merupakan kelainan yang
berdiri sendiri (isolated), atau disertai kelainan jantung lain.
Kegagalan
penutupan ductus anterior (arteri yang menghubungkan aorta & arteri
pulmonalis) dalam minggu I kelahiran selanjutnya terjadi patensy / persisten
pada pembuluh darah yang terkena aliran darah dari tekanan > tinggi pada
aorta ke tek yang > rendah di arteri pulmunal à menyebabkan Left to Right
Shunt.
2.ETIOLOGI
- Genetika
Kasus familial patent ductus arteriosus (PDA) telah
dilaporkan, tetapi penyebab genetik belum ditentukan.Pada bayi lahir di panjang
yang memiliki paten gigih ductus arteriosus (PDA), tingkat kekambuhan antara
saudara kandung adalah 5%.Beberapa bukti awal menunjukkan bahwa sebanyak
sepertiga dari kasus disebabkan oleh suatu sifat resesif berlabel PDA1, yang
terletak pada kromosom 12, setidaknya dalam beberapa populasi.
- Kelainan kromosom
Beberapa kelainan kromosom yang berhubungan dengan
patensi terus-menerus dari duktus arteriosus. Teratogen terlibat termasuk
infeksi rubella bawaan pada trimester pertama kehamilan, khususnya melalui usia
kehamilan 4 minggu (terkait dengan paten ductus arteriosus [PDA] stenosis dan
cabang arteri paru), sindroma alkohol janin, penggunaan amfetamin ibu, dan
penggunaan fenitoin ibu.
- Prematuritas
Prematuritas atau ketidakmatangan bayi pada saat
pengiriman berkontribusi terhadap patensi dari duktus.Beberapa faktor yang
terlibat, termasuk ketidakmatangan otot polos dalam struktur atau
ketidakmampuan paru-paru belum matang untuk menghapus prostaglandin beredar
yang tetap dari kehamilan.Mekanisme ini tidak sepenuhnya dipahami.Kondisi yang
berkontribusi terhadap tekanan oksigen rendah dalam darah, seperti paru-paru
belum matang, hidup bersama cacat jantung bawaan, dan ketinggian tinggi, yang
berhubungan dengan patensi terus-menerus dari duktus.
- Penyebab
lain
Penyebab lainnya adalah berat badan lahir rendah
(BBLR), prostaglandin, ketinggian tinggi dan tekanan oksigen
atmosfer rendah , dan hipoksia. Infeksi rubela pada trimester
pertama kehamilan
3.PATOFISIOLOGI
- Hemodinamika.Segera setelah bayi lahir, tali pusat dipotong dan mulai bernafas, paru-paru berkembang, tahanan pembuluh darah paru berkurang, tekanan di aorta lebih besar daripada di arteria pulmonalis, timbul pirau dari kiri ke kanan (dari aorta ke arteria pulmonalis melalui PDA). Dengan membaiknya keadaan paru-paru, tahanan pembuluh darahnya makin berkurang, perbedaan tekanan dengan aorta menjadi lebih besar, pirau dari aorta ke arteria pulmonalis makin banyak, darah di arteria pulmonalis lebih banyak, timbul sembab paru serta gejala klinis yang nyata.
- Ductus arteriosus biasanya paten selama hidup janin, yang merupakan struktur penting dalam perkembangan janin karena memberi kontribusi terhadap aliran darah ke seluruh organ-organ janin dan struktur. Dari minggu 6 dan seterusnya kehidupan janin, ductus bertanggung jawab untuk sebagian besar keluar ventrikel kanan, dan memberikan kontribusi 60% dari cardiac output jumlah seluruh kehidupan janin. Hanya sekitar% dari arus keluar nya 5-10 melewati paru-paru.
- Patensi ini ddipertahankan terus-menerus oleh produksi prostaglandin E2 (PGE2) oleh ductus. Penutupan ductus sebelum kelahiran dapat menyebabkan gagal jantung kanan. Prostaglandin antagonisme, seperti penggunaan ibu dari obat anti inflamasi (NSAID), dapat menyebabkan penutupan janin dari duktus arteriosus.
- Dengan demikian, patent ductus arteriosus (PDA) menghasilkan shunt kiri ke kanan. Dengan kata lain, ini memungkinkan darah untuk keluar dari sirkulasi sistemik ke sirkulasi paru. Hasil pembengkakan paru dengan penurunan kepatuhan paru. Reaksi dari pembuluh darah paru dengan meningkatnya aliran darah tidak dapat diprediksi.
- Besarnya aliran darah paru yang berlebih tergantung pada faktor-faktor yang relatif sedikit. Semakin besar diameter dalam bagian yang paling sempit dari ductus arteriosus, shunt yang lebih besar kiri ke kanan. Jika duktus arteriosus bersifat restriktif, maka panjang daerah menyempit juga mempengaruhi besarnya shunt. Sebuah ductus dikaitkan dengan shunt yang lebih kecil. Akhirnya, besarnya shunt kiri ke kanan sebagian dikendalikan oleh hubungan antara resistensi pembuluh darah paru (PVR) dengan resistensi pembuluh darah sistemik (SVR).
- Jika SVR yang tinggi atau PVR rendah, aliran melalui duktus arteriosus berpotensi besar. Dimulai pada duktus arteriosus, jalannya aliran darah (sistol dan diastol melalui) dalam patent ductus arteriosus khas (PDA) dengan overcirculation paru adalah sebagai berikut: patent ductus arteriosus (PDA), arteri paru, paru kapiler, pembuluh darah paru, meninggalkan atrium ventrikel kiri, aorta, patent ductus arteriosus (PDA). Oleh karena itu, shunt kiri ke kanan besar melalui ductus arteriosus paten (PDA) menghasilkan pembesaran ventrikel kiri atrium dan kiri. Pembuluh darah paru dan aorta asendens juga dapat dilebarkan dengan patent ductus arteriosus cukup besar (PDA). Selain itu, jika pembatasan sedikit atau pada tingkat patent ductus arteriosus (PDA), hasil hipertensi paru.
Awalnya darah
mengalir melalui aorta masuk ke arteri pulmonalis (karena tekanan darah aorta
>>) Lama-kelamaan karena
darah memenuhi pembuluh darah paru-paru, terjadilah hipertensi pulmonal Karena peningkatan tahanan a. pulmonalis terjadilah aliran balik, dari a.
pulmonalis menuju aorta Karena darah
yang terdeoxydasi masuk ke arteri sistemik, otomatis akan timbul sianosis.
4.MANIFESTASI
KLINIK
• Tidak menimbulkan gejala bila PDA kecil.
Tanda-tanda CHF muncul pada PDA besar.
• Murmur kontinyu (machinery) derajat 1 sampai 4/6 terdengar dengan jelas pada ULSB atau daerah infraklavikula kiri yang merupakan petanda khas kelainan ini. Rumble apikal terdengar pada PDA besar.
• Pulsasi nadi perifer yang lemah dan lebar
• CHF dan infeksi paru berulang seringkali terjadi pada PDA besar.
• Penutupan spontan PDA tidak akan terjadi pada bayi aterm.
• Akan terjadi hipertensi pulmonal dan PVOD bila PDA dibiarkan tanpa tindakan penutupan.
• Sianosis yang terjadi pada PDA dengan PVOD dikenal sebagai sianosis diferensial oleh karena hanya ekstremitas bawah yang biru sedangkan ekstremitas atas tetap normal.
• Murmur kontinyu (machinery) derajat 1 sampai 4/6 terdengar dengan jelas pada ULSB atau daerah infraklavikula kiri yang merupakan petanda khas kelainan ini. Rumble apikal terdengar pada PDA besar.
• Pulsasi nadi perifer yang lemah dan lebar
• CHF dan infeksi paru berulang seringkali terjadi pada PDA besar.
• Penutupan spontan PDA tidak akan terjadi pada bayi aterm.
• Akan terjadi hipertensi pulmonal dan PVOD bila PDA dibiarkan tanpa tindakan penutupan.
• Sianosis yang terjadi pada PDA dengan PVOD dikenal sebagai sianosis diferensial oleh karena hanya ekstremitas bawah yang biru sedangkan ekstremitas atas tetap normal.
Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh
masalah-masalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat
nafas). Tanda-tanda
kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4 – 6 jam sesudah lahir. Bayi
dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat
menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif (CHF)
•
Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung
• Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengar di tepi sternum kiri atas)
• Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mm Hg)
• Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik
• Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.
• Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah
• Apnea
• Tachypnea
• Nasal flaring
• Retraksi dada
• Hipoksemia
• Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru)
(Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236, Betz & Sowden, 2002 ; 376
• Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengar di tepi sternum kiri atas)
• Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mm Hg)
• Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik
• Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.
• Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah
• Apnea
• Tachypnea
• Nasal flaring
• Retraksi dada
• Hipoksemia
• Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru)
(Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236, Betz & Sowden, 2002 ; 376
5.DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
- Venous Hum’
- Ruptur sinus Valsava
- Insufisiensi Aorta + VSD
- Trunkus Arteriosus
- Aortico-pulmonary window’
- Acute Pericarditis
- Aortopulmonary Septal Defect
- Coarctation of the Aorta
- Coronary Artery Fistula
- Pediatric Acute Respiratory Distress Syndrome
- Pediatric Sinus of Valsalva Aneurysm
- Pediatric Tachycardia
- Pediatric Tetralogy of Fallot With Absent Pulmonary ValvePulmonic Valvular Stenosis
- Sickle Cell Anemia
Diagnosis patent ductus arteriosus (PDA) hampir selalu
didasarkan pada evaluasi klinis yang cermat, termasuk pemeriksaan fisik yang
menunjukkan gumaman karakteristik, elektrokardiografi khas (EKG) kelainan,
perubahan radiografi, dan echocardiographic / Doppler.
Radiografi
dada dapat memberikan beberapa informasi bermanfaat.Uji laboratorium umumnya
tidak membantu dalam pemeriksaan paten ductus arteriosus (PDA). Magnetic
resonance angiography dan jantung computed tomography adalah alternatif, lebih
baru, peralatan diagnostik.
Diagnosa Keperawatan
1.
Penurunan Curah jantung b.d malformasi jantung
2.
Gangguan
pertukaran gas b.d kongesti pulmonal
3.
Intoleransi
aktivitas b.d ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai
oksigen ke sel.
4.
Perubahan
pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat
nutrisi ke jaringan.
5.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori.
6.
Resiko infeksi b.d menurunnya status kesehatan.
7.
Perubahan peran orang tua b.d hospitalisasi anak,
kekhawatiran terhadap penyakit anak.
6.PENATALAKSANAAN
MEDIK
Penatalaksanaan Konservatif :
Restriksi cairan dan bemberian obat-obatan : Furosemid (lasix) diberikan
bersama restriksi cairan untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi efek
kelebihan beban kardiovaskular, Pemberian indomethacin (inhibitor
prostaglandin) untuk mempermudah penutupan duktus, pemberian antibiotik
profilaktik untuk mencegah endokarditis bakterial. Pembedahan : Pemotongan atau
pengikatan duktus. Non pembedahan : Penutupan dengan alat penutup dilakukan
pada waktu kateterisasi jantung.(Betz & Sowden, 2002 ; 377-378, Suriadi,
Rita Yuliani, 2001 ; 236)
II.TINJAUAN
KEPERAWATAN
1.PENGKAJIAN
Riwayat
keperawatan :
1.
respon fisiologis terhadap defek (sianosis, aktivitas
terbatas)
2.
Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung,
3.
nafas cepat, sesak nafas, retraksi,
4.
bunyi jantung tambahan (machinery mur-mur),
5.
edera tungkai, hepatomegali.
6.
Kaji adanya hipoksia kronis : Clubbing finger
7.
Kaji adanya hiperemia pada ujung jari
8.
Kaji pola makan, pola pertambahan berat badan
Pengkajian
psikososial meliputi :
1.
usia anak,
2.
tugas perkembangan anak,
3.
koping yang digunakan,
4.
kebiasaan anak,
5.
respon keluarga terhadap penyakit anak,
6.
koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap
stress.
2.INTERVENSI
1. Mempertahankan curah jantung yang
adekuat
• Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna dan kehangatan kulit
• Tegakkan derajat sianosis (sirkumoral, membran mukosa, clubbing)
• Monitor tanda-tanda CHF (gelisah, takikardi, tachypnea, sesak, mudah lelah, periorbital edema, oliguria, dan hepatomegali)
• Kolaborasi pemberian digoxin sesuai order, dengan menggunakan teknik pencegahan bahaya toksisitas.
• Berikan pengobatan untuk menurunkan afterload
• Berikan diuretik sesuai indikasi.
2. Mengurangi adanya peningkatan resistensi pembuluh paru
• Monitor kualitas dan irama pernafasan
• Atur posisi anak dengan posisi fowler
• Hindari anak dari orang yang terinfeksi
• Berikan istirahat yang cukup
• Berikan nutrisi yang optimal
• Berikan oksigen jika ada indikasi
3. Mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat
• Ijinkan anak untuk sering beristirahat, dan hindarkan gangguan pada saat tidur
• Anjurkan untuk melakukan permainan dan aktivitas ringan
• Bantu anak untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan usia, kondisi dan kemampuan anak.
• Hindarkan suhu lingkungan yang terlalu panas atau terlalu dingin
• Hindarkan hal-hal yang menyebabkan ketakutan / kecemasan pada anak
4. Memberikan support untuk tumbuh kembang
• Kaji tingkat tumbuh kembang anak
• Berikan stimulasi tumbuh kembang, kativitas bermain, game, nonton TV, puzzle, nmenggambar, dan lain-lain sesuai kondisi dan usia anak.
• Libatkan keluarga agar tetap memberikan stimulasi selama dirawat
5. Mempertahankan pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang sesuai
• Sediakan diit yang seimbang, tinggi zat-zat nutrisi untuk mencapai pertumbuhan yang adekuat
• Monitor tinggi badan dan berat badan, dokumentasikan dalam bentuk grafik untuk mengetahui kecenderungan pertumbuhan anak
• Timbang berat badan setiap hari dengan timbangan yang sama dan waktu yang sama
• Catat intake dan output secara benar
• Berikan makanan dengan porsi kecil tapi sering untuk menghindari kelelahan pada saat makan
• Anak-anak yang mendapatkan diuretik biasanya sangat haus, oleh karena itu cairan tidak dibatasi.
• Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna dan kehangatan kulit
• Tegakkan derajat sianosis (sirkumoral, membran mukosa, clubbing)
• Monitor tanda-tanda CHF (gelisah, takikardi, tachypnea, sesak, mudah lelah, periorbital edema, oliguria, dan hepatomegali)
• Kolaborasi pemberian digoxin sesuai order, dengan menggunakan teknik pencegahan bahaya toksisitas.
• Berikan pengobatan untuk menurunkan afterload
• Berikan diuretik sesuai indikasi.
2. Mengurangi adanya peningkatan resistensi pembuluh paru
• Monitor kualitas dan irama pernafasan
• Atur posisi anak dengan posisi fowler
• Hindari anak dari orang yang terinfeksi
• Berikan istirahat yang cukup
• Berikan nutrisi yang optimal
• Berikan oksigen jika ada indikasi
3. Mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat
• Ijinkan anak untuk sering beristirahat, dan hindarkan gangguan pada saat tidur
• Anjurkan untuk melakukan permainan dan aktivitas ringan
• Bantu anak untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan usia, kondisi dan kemampuan anak.
• Hindarkan suhu lingkungan yang terlalu panas atau terlalu dingin
• Hindarkan hal-hal yang menyebabkan ketakutan / kecemasan pada anak
4. Memberikan support untuk tumbuh kembang
• Kaji tingkat tumbuh kembang anak
• Berikan stimulasi tumbuh kembang, kativitas bermain, game, nonton TV, puzzle, nmenggambar, dan lain-lain sesuai kondisi dan usia anak.
• Libatkan keluarga agar tetap memberikan stimulasi selama dirawat
5. Mempertahankan pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang sesuai
• Sediakan diit yang seimbang, tinggi zat-zat nutrisi untuk mencapai pertumbuhan yang adekuat
• Monitor tinggi badan dan berat badan, dokumentasikan dalam bentuk grafik untuk mengetahui kecenderungan pertumbuhan anak
• Timbang berat badan setiap hari dengan timbangan yang sama dan waktu yang sama
• Catat intake dan output secara benar
• Berikan makanan dengan porsi kecil tapi sering untuk menghindari kelelahan pada saat makan
• Anak-anak yang mendapatkan diuretik biasanya sangat haus, oleh karena itu cairan tidak dibatasi.
3.IMPLEMENTASI
·
Penutupan
spontan dari patent ductus arteriosus (PDA) dapat terjadi secara wajar.
·
Jika
terdapat gangguan pernapasan yang signifikan atau gangguan pengiriman oksigen
sistemik , biasanya terpai standar dapat dilakukan.
·
Indometasin
intravena atau ibuprofen intravena sering efektif dalam menutup patent
ductus arteriosus (PDA) jika diberikan dalam 10-14 hari pertama kehidupan.
·
Pilihan lain
adalah Kateterisasi Jantung dan ligasi bedah, yang memerlukan torakotomi.
Manajemen medis juga terdiri dari perbaikan gagal jantung kongestif (CHF)
gejala. CHF adalah indikasi untuk penutupan patent ductus arteriosus (PDA) pada
masa bayi. Jika terapi medis tidak efektif, intervensi mendesak untuk menutup
struktur harus dilakukan.
·
Semua patent
ductus arteriosus (PDA) harus ditutup karena risiko endokarditis bakteri yang
terkait dengan struktur terbuka. Seiring waktu, aliran darah meningkat paru
presipitat penyakit paru obstruktif vaskuler, yang pada akhirnya berakibat
fatal.
Identifikasi malformasi jantung tambahan, seperti coarctation atau terputus arkus aorta atau atresia paru, adalah kebutuhan yang paling penting sebelum penutupan farmakologis atau bedah dari patent ductus arteriosus (PDA). Ketika ligasi bedah tidak diindikasikan, inhibitor prostaglandin (misalnya, obat antiinflamasi nonsteroid [NSAID]) digunakan untuk menutup ductus arteriosus.
Identifikasi malformasi jantung tambahan, seperti coarctation atau terputus arkus aorta atau atresia paru, adalah kebutuhan yang paling penting sebelum penutupan farmakologis atau bedah dari patent ductus arteriosus (PDA). Ketika ligasi bedah tidak diindikasikan, inhibitor prostaglandin (misalnya, obat antiinflamasi nonsteroid [NSAID]) digunakan untuk menutup ductus arteriosus.
·
Sebuah lesi
tergantung duktal membutuhkan kekuatan paten ductus arteriosus (PDA) untuk
memastikan aliran darah yang cukup paru.
Perawatan Pra-rumah sakit
- Pemberian oksigen tambahan untuk memberikan dukungan hipoksia paru, dan perawatan suportif.
- Langkah-langkah lain meliputi natrium dan pembatasan cairan serta koreksi anemia apapun.
- Transfer ke sebuah pusat perawatan tersier adalah wajib bagi seorang pasien dengan extremitas kemerahan sekali yang harus distabilkan dengan diuretik dan ventilasi tekanan positif.
- Konsultasi dengan seorang ahli jantung anak dan dokter bedah jantung anak dapat diindikasikan.
4.EVALUASI
1.
Anak akan menunjukkan tanda-tanda membaiknya curah
jantung
2.
Anak akan
menunjukkan tanda-tanda tidak adanya peningkatan resistensi pembuluh paru
3.
Anak akan
mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat
4.
Anak akan
tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan berat dan tinggi badan
5.
Anaka akan
mempertahankan intake makanan dan minuman untuk mempertahankan berat badan dan
menopang pertumbuhan
6.
Anak tidak akan
menunjukkan tanda-tanda infeksi
7.
Orang tua akan mengekspresikan perasaannya akibat
memiliki anak dengan kelainan jantung, mendiskusikan rencana pengobatan, dan
memiliki keyakinan bahwa orang tua memiliki peranan penting dalam keberhasilan
pengobatan.
DAFTAR
PUSTAKA
a. Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC,
Jakarta.
b. Doenges, M.E.,Moorhouse M.F.,Geissler A.C., 2000, Rencana Asuhan
Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta.
c. Engram, Barbara, 1998, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3,
EGC, Jakarta.
d. Ignatavicius
D.D., Bayne M.V., 1991, Medical Surgical Nursing, A Nursing Process Approach,
An HBJ International Edition, W.B. Saunders Company, Philadelphia.
e. www.askep.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar